Pembahasan kali ini ialah bagaimana kita memindahkan harddisk dari komputer A ke komputer B. Berlaku juga untuk mengganti motherboard atau mainboard komputer tanpa perlu melakukan instal ulang. Teknody akan membagi tips dan trik yang akan digunakan untuk menyelesaikan kasus ini. Bagi Anda, terutama teknisi komputer, tentunya sering menjumpai motherboard (mainboard) yang rusak, dan terkadang harus menggantinya dengan motherboard yang baru. Biasanya setelah kita mengganti motherboard yang baru, Windows nya terkadang malah tidak bekerja secara normal, muncul layar biru atau alias blue screen. Ini dikarenakan perbedaan chipset pada motherboard yang lama dengan yang baru. Berikut ini adalah trik yang dipakai untuk memindahkan harddisk ke komputer lain yang berbeda chipsetnya, dan juga bisa digunakan untuk banyak komputer yang berbeda jenis, juga bisa juga digunakan untuk cloning ke PC manapun.
Skenario 1 (Ketika masih dapat membuka harddisk dari motherboard lama)
Sebelum memindahkan harddisknya ke komputer lain pastikan di device manager:
IDE ATA/ATAPI Controller :
- Standard Dual Channel PCI IDE Controller.
System Devices :
- PCI bus.
- PCI standard host CPU bridge.
- PCI standard ISA bridge.
- Klik kanan My computer kemudian pilih Properties, atau buka control panel lalu pilih System, kemudian klik tabHardware lalu Device Manager
- Kemudian pastikan pada IDE ATA/ATAPI Controller set drivernya menjadi Standard Dual Channel PCI IDE Controller. dan pada System Devices pastikan menggunakan PCI bus, PCI standard host CPU bridge dan PCI standard ISA bridge
- Shutdown/matikan komputernya dan harddisknya siap untuk dipindah/cloning ke komputer lain
Jadi hasil akhir dari Device Manager system properties akan seperti gambar dibawah ini:
Skenario 2 (Ketika tidak dapat membuka harddisk dari motherboard baru)
1. Letakkan DVD Instalasi Windows kedalam CD/DVD drive and boot komputer dari DVD Tersebut.
CATATAN: untuk boot dari DVD, Anda harus set CD/DVD device sebagai the first boot device di setingan BIOS.
2. Pada layar pertama pilih next.
3. Layar selanjutnya pilih “Repair your computer”.
4. pada System Recovery Options pilih next.
5. Pada recovery tool screen, pilih Command Prompt.
6. Pada command window ketik “regedit” & tekan Enter.
Dalam Registry Editor:
7. Pilih key HKEY_LOCAL_MACHINE.
8. Dari menu File, pilih Load Hive (untuk load offline registry).
9. Navigasi ke folder harddisk dimana windows terinstall (contohnya “C:”).
10. Buka file “system” yang ada dalam “%Windir%\system32\config\” directory. (Contoh “C:\Windows\system32\config\system”)
11. Ketik Nama untuk offline registrynya, (contohnya “Offline”) dan tekan OK.
12. Double-click untuk membuka HKEY_LOCAL_MACHINE key dan seharusnya sudah ada key baru dibawahnya yang barusan diload (‘Offline” dalam contoh ini).
13. Buka key baru ini & menuju ke alamat subkey ini :
HKEY_LOCAL_MACHINE\Offline\ControlSet001\services\msahci
14. Pada panel kanan double click Start (DWORD) dan ganti value menjadi 0 (nol). Klik OK.
15. Lakukan modifikasi yang sama pada subkey ini:
HKEY_LOCAL_MACHINE\Offline\ControlSet001\services\pciide
16. Jika ada memakai RAID (jika tidak, skip langkah ini). Perlu lakukan modifikasi yang sama pada key:
HKEY_LOCAL_MACHINE\Offline\ControlSet001\services\iaStorV
17. Setelah selesai semuanya, Pilih key you dibuat sebelumnya (dalam contoh ini key “Offline”) dan dari menu File pilih Unload Hive untuk menyimpan perubahan ke offline registry tersebut.
18. Tutup Registry editor, tutup window Command prompt dan Restart komputer.
19. Masuk BIOS settings dan tentukan SATA mode (IDE-ATA, AHCI atau RAID) sesuai dengan kebutuhan (atau biarin setingan default).
20. Tutup BIOS settings, keluarkan DVD Windows dan jalankan Windows seperti biasa.
Ketika pertama kali log on, seharusnya windows akan menginstal sata controller yang baru dan kemudian setelah restart, semuanya akan kembali normal.
Sekilas pembahasan berikut ini. Semoga bermanfaat!